MASALAH
DISTRIBUSI
Distribusi adalah suatu
proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai,
sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi
tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan
pengalihan hak milik.
Dalam menciptakan
ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting yang terlibat didalamnya :
1. Lembaga yang berfungsi sebagai saluran
distribusi (Channel of distribution/marketing channel).
2. Aktivitas yang menyalurkan arus fisik
barang (Physical distribution).
Saluran
Distribusi
Menurut Winardi yang
dimaksud dengan saluran distribusi adalah:
“ Saluran distribusi
merupakan suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu sama lain dan
yang menyalurkan produk-produk kepada pembeli. “
Sedangkan Philip Kotler
mengemukakan bahwa :
“ Saluran distribusi
adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses
untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi “
Saluran distribusi pada
dasarnya merupakan perantara yang menjembatani antara produsen dan konsumen.
Perantara tersebut dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu ; Pedagang
perantara dan Agen perantara. Perbedaannya terletak pada aspek pemilikan serta
proses negoisasi dalam pemindahan produk yang disalurkan tersebut.
• Pedagang perantara
Pada dasarnya, pedagang perantara (merchant
middleman) ini bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang
dipasarkannya atau dengan kata lain pedagang mempunyai hak atas kepemilikan
barang. Ada dua kelompok yang termasuk dalam pedagang perantara, yaitu ;
pedagang besar dan pengecer. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa produsen
juga dapat bertindak sekaligus sebagai pedagang, karena selain membuat barang juga
memperdagangkannya.
• Agen perantara
Agen perantara (Agent middle man) ini tidak
mempunyai hak milik atas semua barang yang mereka tangani. Mereka dapat
digolongkan kedalam dua golongan, yaitu :
1. Agen Penunjang
2. Agen Pelengkap
Menurut Philip Kotler agar suatu kegiatan penyaluran barang dapat berjalan
dengan baik (efektif dan efisien) maka para pemakai saluran pemasaran harus
mampu melakukan sejumlah tugas penting, yaitu:
• Penelitian, yaitu melakukan pengumpulan
informasi penting untuk perencanaan dan melancarkan pertukaran.
• Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran
informasi yang persuasive mengenai penawaran.
• Kontak, yaitu melakukan pencarian dan
menjalin hubungan dengan pembeli.
• Penyelarasan, yaitu mempertemukan penawaran
yang sesuai dengan permintaan pembeli termasuk kegiatan seperti pengolahan,
penilaian dan pengemasan.
• Negoisasi, yaitu melakukan usaha untuk
mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan lain-lain sehubungan dengan
penawaran sehingga pemindahan pemilikan
atau penguasaan bias dilaksanakan.
• Disrtibusi fisik, yaitu penyediaan sarana
transportasi dan penyimpanan barang.
• Pembiayaan, yaitu penyediaan permintaan dan
pembiayaan dana untuk menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut.
• Pengambilan resiko, yaitu melakukan
perkiraan mengenai resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran
tersebut.
Kelima tugas pertama membantu pelaksanaan
transaksi dan tiga yang terakhir membantu penyelesaian transaksi. Semua tugas
diatas mempunyai tiga persamaan, yaitu menggunakan sumber daya yang langka,
dilaksanakan dengan menggunakan keahlian yang khusus, dan bisa dialih-alihkan
diantara penyalur. Apabila perusahaan/produsen menjalankan seluruh tugas
diatas, maka biaya akan membengkak dan akibatnya harga akan menjadi lebih
tinggi.
Ada beberapa alternatif saluran (tipe saluran)
yang dapat dipakai. Biasanya alternatif saluran tersebut didasarkan pada
golongan barang konsumsi dan barang industri.
• Barang konsumsi adalah barang-barang yang
dibeli untuk dikonsumsikan. Pembeliannya didasarkan atas kebiasaan membeli dari
konsumen. Jadi, pembelinya adalah pembeli/konsumen akhir, bukan pemakai
industri karena barang –barang tersebut tidak diproses lagi, melainkan dipakai sendiri.
•
Barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk
kepentingan dalam industri. Jadi, pembeli barang industri ini adalah
perusahaan, lembaga, atau organisasi, termasuk non laba
Distribusi
Fisik
Distribusi fisik merupakan aspek penting kedua
dalam rangka menjadikan suatu produk tersedia bagi konsumen dalam jumlah,
waktu, dan tempat yang tepat. Dalam hubungan itu, Dewan Manajemen Distribusi
Fisik Nasional Amerika Serikat mendefinisikan distribusi fisik sebagai berikut
:
“ Suatu rangkaian aktivitas yang luas mengenai
pemindahan barang jadi secara efisien dari akhir batas produksi kepara
konsumen, serta didalam beberapa hal mencakup pemindahan bahan mentah dari
suatu pembekal keawal batas produksi “.
Manajemen distribusi fisik
hanyalah satu diantara istilah deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan
suatu pengendalian atas pemindahan barang seperti didefinisikan dimuka. Hal ini
sering pula diistilahkan sebagai manajemen logistik atau logistik pemasaran.
Namun demikian, apapun istilah yang digunakan konsep dasarnya adalah sama.
Secara terperinci, kegiatan yang ada dalam
kegiatan distribusi fisik dapat dibagi kedalam lima macam yaitu :
1.
Penentuan lokasi persediaan dan sistem penyimpanannya
a. Penentuan lokasi penyediaannya
Kebijaksanaan terhadap lokasi persediaan
didasarkan pada strategi yang diinginkan, apakah secara memusat (konsentrasi)
ataukah menyebar (dispersi) dipasarnya. Jika perusahaan mengkonsentrasikan
persediaannya, maka akan memudahkan dalam mengadakan pengawasan. Selain itu,
juga akan meningkatkan efisiensi penyimpanan dan penanganan barangnya. Namun
dari segi lain dapat terjadi bahwa beban pengangkutan akan meningkat dan
pengantaran barang kebeberapa segmen pasar akan terlambat. Dan jika perusahan
menyebarkan persediaannya kebeberapa lokasi, maka keadaannya akan berlainan,
dan merupakan kebalikan dari konsentrasi.
b. Sistem penyimpanan
persediaan
Penyimpanan erat
kaitannya dengan pergudangan, biasanya perusahaan yang tidak mempunyai
fasilitas penyimpan sendiri umumnya menyewa kepada lembaga atau perusahaan lain
atau disebut gudang umum. Besarnya sewa yang harus dibayar ditentukan menurut
besarnya ruangan yang digunakan.
2. Sistem penanganan barang
Sistem penanganan barang yang dapat digunakan
antara lain :
(1) Paletisasi
Dalam paletisasi, penanganan barang-barang
baik itu berupa bahan baku maupun barang jadi dipakai suatu alat yang disebut
palet. Dengan alat ini barang-barang dapat dipindahkan secara cepat.
Penggunaannya akan lebih ekonomis apabila material yang ditangani jumlahnya
besar.
(2) Pengemasan
Barang-barang yang ditangani ditempatkan dalam
suatu kemasan atau peti kemas baik dari logam, kayu, ataupun bahan yang lain. Biasanya
kemasan ini dibuat dalam ukuran-ukuran tertentu sehingga sangat mudah dalam
pengangkutannya.
(3). Sistem pengawasan persediaan
Faktor penting yang lain dalam sistem
distribusi fisik adalah mengadakan pengawasan secara efektif terhadap komposisi
dan besarnya persediaan. Adapun tujuan dari pengawasan persediaan adalah
meminimumkan jumlah persediaan yang diperlukan, dan meminimumkan fluktuasi
dalam persediaan sambil melayani pesanan dari pembeli. Besarnya persediaan
sangat ditentukan oleh keseimbangan kebutuhan pasar dengan faktor biaya.
Sedangkan permintaan pasar dapat diukur dengan menggunakan analisis ramalan
penjualan.
(4). Prosedur memproses pesanan
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk
memproses pesanan antara lain : menyelenggarakan kegiatan kantor secara
teratur, membuat barang dengan baik, serta menyampaikannya kepada pembeli. Jika
perusahaan tidak sanggup atau tidak mampu melaksanakan pesanan, maka ia harus
memberitahu kepada pembeli.
(5). Pemilihan metode pengangkutan
Dalam hal ini, rute dan rit pengangkutan
merupakan faktor yang penting, dan mempunyai hubungan yang erat dengan pasar
atau daerah penjualan, serta lokasi persediaannya. Selain itu fasilitas
pengangkutan yang ada juga merupakan faktor penentu.
0 komentar:
Posting Komentar